Funtasy Island Pulau Manis Batam Jadi Eco-Resort Terbesar di Indonesia.
Pengembang Singapura telah menyulap Pulau Manis menjadi Funtasy Island sebagai kawasan kawasan taman laut ramah lingkungan terbesar yang dibangun di perairan Indonesia. Lokasi ini hanya bisa diakses melalui layanan feri dari Singapura, demikian pernyataan pengembang Pulau Funtasy.
Pengembangan dari Singapura itu membangun kawasan seluas 328 hektare berupa villa laguna lumba-lumba, taman dan klub pantai, yang lokasinya hanya 16 km dari Singapura. Untuk mencapai lokasi wilayah Indonesia itu, pihak pengembang menyiapkan feri yang bisa mengantar pergi-pulang dari HarbourFront, tutur Funtasy Island Development (FID) dalam sebuah konferensi pers.
Funtasy Island punya nama asli Pulau Manis, terdiri dari enam klaster pulau-pulau kecil di wilayah utara Batam yang diakuisisi dari pengembang PT Batam Pulau Marina, berbasis di Batam 20 tahun lalu. Sejak 2010, FID telah mengivestasikan dana S $ 300.000.000 (hampir Rp 3 triliun) untuk mengembangkan pulau itu.
Proyek ini mulai dibuka akhir kuartal pertama 2016, dan sekarang tengah melakukan pengelolaan hotel resort bersama Louvre Hotels Group. FID mengatakan 70 persen lingkungan alam pulau itu akan dipertahankan. Sisanya 30 persen akan dialokasikan untuk pembangunan 400 villa dan dua hotel.
Direktur FID Michael Yong mengatakan:"Sebelum kita bahkan mulai konstruksi, kami menanam 4.000 pohon bakau di sekitar pulau. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menanam hampir 200 batu karang." FID memiliki rencana mengumpulkan dana konservasi menanam satu karang di pulau untuk setiap pengunjung, katanya.
Untuk menarik wisatawan kesana, ikaln Duntasy Islan diawali dengan kehidupan lumba-lumba di ambang, Yong mengatakan air di area itu terbukti menjadi habitat cocok mamalia laut tersebut, dan bahwa ia mengharapkan beberapa sekolah lumba-lumba liar berada di daerah.
"Kami juga bekerja sama dengan para nelayan untuk membangun struktur menggunakan daun pohon palem dipadatkan dan meletakkannya di sekitar pulau untuk pertumbuhan alga untuk menarik ikan kecil, pada gilirannya akan menarik lumba-lumba di seluruh wilayah," tambahnya.
Apakah masalah kabut asap tahunan mengancam area itu? Yong mengatakan persoalan kabut memang tak terelakkan. Asap itu bisa mencapai Singapura tentu juga mencapai Funtasy Island. Namun, katanya, pengembang akan mengarahkan kegiatan wisata bawah air, sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh adanya asap.
"Kami akan memiliki lebih banyak olahraga air. Kami juga ingin mengusulkan pusat pelatihan gua menyelam pertama," katanya.
Vila di Funtasy Island dijual dengan harga S $ 750.000 (sekitar Rp 7,5 miliar)/ unit, tapi 85 persen properti itu sudah laku atau sudah disewakan saat ini, kata FID. Pulau ini sebelumnya tidak berpenghuni, namun kelak akan bermukim sebanyak 1.500 staf dan 3.000 pengunjung setelah itu berfungsi penuh depan 2016.
Sumber : kaltim.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar